Kamis, 14 Maret 2013

Tukang Tongsai


Langsung aja ya.
Ane mo cerita, kemaren pegi ane dikasih bekel sarapan sama rekan kerja ane di kantor.. bukan bubur, bukan nasi uduk atau ketan urap, tapi sebuah cerita penuh ibroh dari tukang tongsai.
Begini ceritanya… (kalimatnya kayak program horor jadul gak sih? :D)
***
Di sebuah kampung tinggallah penjual tongsai. Setiap hari ia berkeliling kampung untuk menjajakan jualannya. Anehnya, dari hari pertama ia berjualan dagangannya gak pernah abis. Selalu ada sisa. Karna sayang dengan dagangannya jika dibuang begitu saja, akhirnya si tukang tongsai pun berinisiatif untuk memberikan sisa dagangan kepada tetangga-tetangganya. Esok hari, hal yang sama terjadi. Tongsainya masih ada sisa. Gak peduli seberapa banyak tuh tukang tongsai ngurangin jumlah porsi yang dibawanya, tongsainya masih aja bersisa. Akhirnya dia rutin deh tuh ngasih sisa tongsai dagangannya kepada para tetangga. Sampe suatu malam si tukang tongsai merenung dan berfikir, “Dari pada saya kasih dagangan saya ke tetangga saya yang sisa mulu, lebih baik saya berikan saja lebih dulu tongsainya sebelum dijual toh akan selalu ada jatah tongsai untuk mereka.” begitu pikirnya.
Keesokan harinya, ia pun beraksi. Sebelum berkeliling untuk berjualan, ia membagikan tongsai kepada para tetangga. Selesai membagikan tongsai, barulah ia berangkat untuk berkeliling seperti biasa. Sepulangnya dari berkeliling, terlihat wajah si tukang tongsai gak seperti biasanya, kali ini lebih ceria. Gimana nggak? ternyata hari itu adalah hari dimana dagangannya laris terjual! Wooooow….!!!
Si tukang tongsai seneng banget dong dagangannya abis. Sejak saat itu, si tukang tongsai gak pernah pergi berjualan sebelum  ia menunaikan rutinitasnya mebambagi-bagikan tongsai ke para tetangganya. Dan mulai saat itu juga berlaku kebalikan… Gak peduli sebanyak apapun jumlah tongsai yang dibawa, tongsainya akan selalu habis!
***
Sebenernya yang dilakukan sama tukang tongsai sebelum dan sesudahnya sama-sama aja sih, sama-sama sedekah dan berdagang. Yang membedakan adalah, niatnya! Awalnya niat tukang tongsai ‘sedekahin sisa dagangan’ lalu beralih menjadi ‘dagangin sisa sedekahan’ . Ini baru namanya nilai sebuah keberkahan. J
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Know us

Our Team

Video of the Day

Contact us

Nama

Email *

Pesan *